SISTEM PENCERNAAN
Organ-Organ
Pencernaan
Proses pencernaan
merupakan suatu proses yang melibatkan organ-organ pencernaan dan
kelenjar-kelenjar pencernaan. Antaraproses dan organ-organ serta kelenjarnya
merupakan kesatuan sistem pencernaan.
Sistem pencernaan berfungsi memecah bahan- bahan makanan menjadi sari-sari
makanan yang siap diserap dalam tubuh.
Berdasarkan
prosesnya, pencernaan makanan dapat dibedakan menjadi dua macam seperti
berikut.
- Proses mekanis, yaitu pengunyahan oleh gigi dengan dibantu lidah serta peremasan yang terjadi di lambung.
- Proses kimiawi, yaitu pelarutan dan pemecahan makanan oleh enzim-enzim pencernaan dengan mengubah makanan yang ber-molekul besar menjadi molekul yang berukuran kecil.
Makanan mengalami
proses pencernaan sejak makanan berada
di dalam mulut hingga proses pengeluaran sisa-sisa makanan hasil
pencernaan. Adapun proses pencernaan makanan meliputi hal-hal berikut.
1. Ingesti: pemasukan makanan ke dalam tubuh melalui
mulut.
2. Mastikasi:
proses mengunyah makanan oleh gigi.
3. Deglutisi:
proses menelan makanan di kerongkongan.
4. Digesti:
pengubahan makanan menjadi molekul yang lebih sederhana dengan bantuan enzim,
terdapat di lambung.
5. Absorpsi:
proses penyerapan, terjadi di usus halus.
6. Defekasi:
pengeluaran sisa makanan yang sudah tidak berguna untuk tubuh melalui anus.
Saat melakukan proses-proses pencernaan tersebut diperlukan serangkaian alat-alat pencernaan sebagai berikut.
Saat melakukan proses-proses pencernaan tersebut diperlukan serangkaian alat-alat pencernaan sebagai berikut.
1. Mulut
Makanan pertama
kali masuk ke dalam tubuh melalui mulut.Makanan ini mulai dicerna secara
mekanis dan kimiawi. Di dalam mulut seperti Gambar 6.1, terdapat beberapa alat
yang berperan dalam proses pencernaan yaitu gigi, lidah, dan kelenjar ludah
(glandula salivales).
Gigi
Pada manusia, gigi
berfungsi sebagai alat pencernaan mekanis. Di sini, gigi membantu memecah
makanan menjadi potongan-potongan yang lebih kecil. Hal ini akan membantu
enzim-enzim pencernaan agar dapat mencerna makanan lebih efisien dan cepat. Selama pertumbuhan dan per-kembangan, gigi manusia mengalami perubahan, mulai dari gigi susu dan gigi tetap (permanen). Gigi pertama pada bayi dimulai saat usia 6 bulan. Gigi pertama ini disebut gigi susu (dens lakteus). Pada anak berusia 6 tahun, gigi berjumlah 20, dengan susunan sebagai berikut.
enzim-enzim pencernaan agar dapat mencerna makanan lebih efisien dan cepat. Selama pertumbuhan dan per-kembangan, gigi manusia mengalami perubahan, mulai dari gigi susu dan gigi tetap (permanen). Gigi pertama pada bayi dimulai saat usia 6 bulan. Gigi pertama ini disebut gigi susu (dens lakteus). Pada anak berusia 6 tahun, gigi berjumlah 20, dengan susunan sebagai berikut.
1) Gigi seri (dens
insisivus), berjumlah 8 buah, berfungsi memotong makanan.
2) Gigi taring
(dens caninus), berjumlah 4 buah, berfungsi merobek makanan.
3) Gigi geraham
kecil (dens premolare), berjumlah 8 buah, berfungsi mengunyah makanan.
Struktur luar gigi
terdiri atas bagian-bagian berikut.
1) Mahkota gigi
(corona) merupakan bagian yang tampak dari luar.
2) Akar gigi
(radix) merupakan bagian gigi yang tertanam di dalam rahang.
3) Leher gigi
(colum) merupakan bagian yang terlindung oleh gusi.
Adapun penampang
gigi dapat diperlihatkan bagian- bagiannya sebagai berikut.
1) Email (glazur atau enamel) merupakan bagian terluar gigi. Email merupakan struktur terkeras dari tubuh, mengandung 97% kalsium dan 3% bahan organik.
1) Email (glazur atau enamel) merupakan bagian terluar gigi. Email merupakan struktur terkeras dari tubuh, mengandung 97% kalsium dan 3% bahan organik.
2) Tulang gigi
(dentin), berada di sebelah dalam email, tersusun atas zat dentin.
3) Sumsum gigi
(pulpa), merupakan bagian yang paling dalam. Di pulpa terdapat kapiler, arteri,
vena, dan saraf.
4) Semen merupakan
pelapis bagian dentin yang masuk ke rahang.
b. Lidah
Lidah dalam sistem
pencernaan berfungsi untuk membantu mencampur dan menelan makanan,
mempertahankan makanan agar berada di antara gigi-gigi atas dan bawah
saat makanan dikunyah serta sebagai alat perasa makanan. Lidah dapat berfungsi sebagai alat perasa makanan karena mengandung banyak reseptor pengecap atau perasa. Lidah
tersusun atas otot lurik dan permukaannya dilapisi dengan lapisan epitelium yang banyak mengandung kelenjar lendir (mukosa).
saat makanan dikunyah serta sebagai alat perasa makanan. Lidah dapat berfungsi sebagai alat perasa makanan karena mengandung banyak reseptor pengecap atau perasa. Lidah
tersusun atas otot lurik dan permukaannya dilapisi dengan lapisan epitelium yang banyak mengandung kelenjar lendir (mukosa).
c. Kelenjar ludah
Terdapat tiga
pasang kelenjar ludah di dalam rongga mulut, yaitu glandula parotis, glandula
submaksilaris, dan glandula sublingualis atau glandula submandibularis. Amati
gambar 6.4
agar Anda mengenali letak ketiga kelenjar ludah tersebut.
agar Anda mengenali letak ketiga kelenjar ludah tersebut.
Air ludah berperan
penting dalam proses perubahan zat makanan secara kimiawi yang terjadi di dalam
mulut. Setelah makanan dilumatkan secara mekanis oleh gigi, air ludah ber-
peran secara kimiawi dalam proses membasahi dan membuat makanan menjadi lembek agar mudah ditelan. Ludah terdiri atas air (99%) dan enzim amilase. Enzim ini meng-
uraikan pati dalam makanan menjadi gula sederhana (glukosa dan maltosa). Makanan yang telah dilumatkandengan dikunyah dan dilunakkan di dalam mulut oleh air liur
disebut bolus. Bolus ini diteruskan ke sistem pencernaan selanjutnya.
peran secara kimiawi dalam proses membasahi dan membuat makanan menjadi lembek agar mudah ditelan. Ludah terdiri atas air (99%) dan enzim amilase. Enzim ini meng-
uraikan pati dalam makanan menjadi gula sederhana (glukosa dan maltosa). Makanan yang telah dilumatkandengan dikunyah dan dilunakkan di dalam mulut oleh air liur
disebut bolus. Bolus ini diteruskan ke sistem pencernaan selanjutnya.
Kerongkongan (Esofagus)
Kerongkongan
merupakan saluran panjang (± 25 cm) yang tipis sebagai jalan bolus dari mulut
menuju ke lambung. Fungsi kerongkongan ini sebagai jalan bolus dari mulut
menuju lambung. Bagian dalam kerongkongan senantiasa basah oleh cairan
yang dihasilkan oleh kelenjar-kelenjar yang terdapat pada dinding kerongkongan untuk menjaga agar bolus menjadi basah dan licin. Keadaan ini akan mempermudah bolus bergerak melalui kerongkongan menuju ke lambung. Bergeraknya bolus dari mulut
yang dihasilkan oleh kelenjar-kelenjar yang terdapat pada dinding kerongkongan untuk menjaga agar bolus menjadi basah dan licin. Keadaan ini akan mempermudah bolus bergerak melalui kerongkongan menuju ke lambung. Bergeraknya bolus dari mulut
ke lambung melalui
kerongkongan disebabkan adanya gerak peristaltik pada otot dinding
kerongkongan. Gerak peristaltik dapat terjadi karena adanya kontraksi otot
secara bergantian pada lapisan otot yang tersusun secara memanjang dan
melingkar. Proses gerak bolus di dalam kerongkongan menuju lambung
Sebelum seseorang
mulai makan, bagian belakang mulut (atas) terbuka sebagai jalannya udara dari
hidung. Di kerongkongan, epiglotis yang seperti gelambir mengendur sehingga
udara masuk ke paru-paru. Ketika makan, makanan dikunyah dan ditelan masuk
ke dalam kerongkongan. Sewaktu makanan bergerak menuju kerongkongan, langit-langit lunak beserta jaringan mirip gelambir di bagian belakang mulut (uvula) terangkat ke atas dan menutup saluran hidung. Sementara itu, sewaktu makanan bergerak ke arah tutup trakea, e piglotis akan menutup sehingga makanan tidak masuk trakea dan paru-paru tetapi makanan tetap masuk ke kerongkongan.
ke dalam kerongkongan. Sewaktu makanan bergerak menuju kerongkongan, langit-langit lunak beserta jaringan mirip gelambir di bagian belakang mulut (uvula) terangkat ke atas dan menutup saluran hidung. Sementara itu, sewaktu makanan bergerak ke arah tutup trakea, e piglotis akan menutup sehingga makanan tidak masuk trakea dan paru-paru tetapi makanan tetap masuk ke kerongkongan.
Lambung
Lambung merupakan
saluran pencernaan yang berbentuk seperti kantung, terletak di bawah sekat
rongga badan. Dengan mengamati Gambar 6.5, Anda dapat mengetahui bahwa lambung
terdiri atas tiga bagian sebagai berikut.
terdiri atas tiga bagian sebagai berikut.
a. Bagian atas
disebut kardiak, merupakan bagian yang berbatasan dengan esofagus.
b. Bagian tengah disebut fundus, merupakan bagian badan atau tengah lambung.
c. Bagian bawah disebut pilorus, yang berbatasan dengan usus halus.
Daerah perbatasan antara lambung dan kerongkongan ter- dapat otot sfinkter kardiak yang secara refleks akan terbuka bila ada bolus masuk. Sementara itu, di bagian pilorus terdapat otot yang disebut sfinkter pilorus. Otot-otot lambung ini dapat berkontraksi seperti halnya otot-otot kerongkongan. Apabila otot- otot ini berkontraksi, otot-otot tersebut menekan, meremas, dan mencampur bolus-bolus tersebut menjadi kimus (chyme).
b. Bagian tengah disebut fundus, merupakan bagian badan atau tengah lambung.
c. Bagian bawah disebut pilorus, yang berbatasan dengan usus halus.
Daerah perbatasan antara lambung dan kerongkongan ter- dapat otot sfinkter kardiak yang secara refleks akan terbuka bila ada bolus masuk. Sementara itu, di bagian pilorus terdapat otot yang disebut sfinkter pilorus. Otot-otot lambung ini dapat berkontraksi seperti halnya otot-otot kerongkongan. Apabila otot- otot ini berkontraksi, otot-otot tersebut menekan, meremas, dan mencampur bolus-bolus tersebut menjadi kimus (chyme).
Sementara itu, pencernaan
secara kimiawi dibantu oleh getah lambung. Getah ini dihasilkan oleh kelenjar
yang terletak pada dinding lambung di bawah fundus, sedangkan bagian dalam
dinding lambung menghasilkan lendir yang berfungsi melindungi dinding lambung
dari abrasi asam lambung, dan dapat beregenerasi bila cidera. Getah lambung ini
dapat dihasilkan akibat rangsangan bolus saat masuk ke lambung. Getah lambung
mengandung
bermacam-macam zat kimia, yang sebagian besar terdiri atas
air. Getah lambung juga mengandung HCl/asam lambung dan enzim-enzim pencernaan seperti renin, pepsinogen, dan lipase.
bermacam-macam zat kimia, yang sebagian besar terdiri atas
air. Getah lambung juga mengandung HCl/asam lambung dan enzim-enzim pencernaan seperti renin, pepsinogen, dan lipase.
Asam lambung
memiliki beberapa fungsi berikut.
a. Mengaktifkan
beberapa enzim yang terdapat dalam getah lambung, misalnya pepsinogen diubah
menjadi pepsin. Enzim ini aktif memecah protein dalam bolus menjadi proteosa
dan pepton yang mempunyai ukuran molekul lebih kecil.
b. Menetralkan
sifat alkali bolus yang datang dari rongga mulut.
c. Mengubah
kelarutan garam mineral.
d. Mengasamkan
lambung (pH turun 1–3), sehingga dapat membunuh kuman yang ikut masuk ke
lambung bersama bolus.
e. Mengatur
membuka dan menutupnya katup antara lambung dan usus dua belas jari.
f. Merangsang sekresi getah usus.
f. Merangsang sekresi getah usus.
Enzim renin dalam
getah lambung berfungsi mengendapkan kasein atau protein susu dari air susu.
Lambung dalam suasana asam dapat merangsang pepsinogen menjadi pepsin. Pepsin
ini berfungsi memecah molekul-molekul protein menjadi molekul-molekul peptida. Sementara itu, lipase berfungsi mengubah lemak menjadi asam lemak dan gliserol.
Selanjutnya, kimus akan masuk ke usus halus melalui suatu sfinkter pilorus yang berukuran kecil. Apabila otot-otot ini berkontraksi, maka kimus didorong masuk ke usus halus sedikit
demi sedikit.
ini berfungsi memecah molekul-molekul protein menjadi molekul-molekul peptida. Sementara itu, lipase berfungsi mengubah lemak menjadi asam lemak dan gliserol.
Selanjutnya, kimus akan masuk ke usus halus melalui suatu sfinkter pilorus yang berukuran kecil. Apabila otot-otot ini berkontraksi, maka kimus didorong masuk ke usus halus sedikit
demi sedikit.
4. Usus halus
Usus halus
merupakan saluran berkelok-kelok yang panjangnya sekitar 6–8 meter, lebar 25 mm
dengan banyak lipatan yang disebut vili atau jonjot-jonjot usus. Vili ini
berfungsi
memperluas permukaan usus halus yang berpengaruh terhadap proses penyerapan makanan. Lakukan eksperimen berikut untuk mengetahui pengaruh lipatan terhadap proses penyerapan.
memperluas permukaan usus halus yang berpengaruh terhadap proses penyerapan makanan. Lakukan eksperimen berikut untuk mengetahui pengaruh lipatan terhadap proses penyerapan.
Usus halus terbagi
menjadi tiga bagian seperti berikut:
a. duodenum (usus
12 jari), panjangnya ± 25 cm,
b. jejunum (usus
kosong), panjangnya ± 7 m,
c. ileum (usus
penyerapan), panjangnya ± 1 m.
Kimus yang berasal
dari lambung mengandung molekul- molekul pati yang telah dicernakan di mulut
dan lambung, molekul-molekul protein yang telah dicernakan di lambung,
molekul-molekul lemak yang belum dicernakan serta zat-zat lain. Selama di usus halus, semua molekul pati dicernakan lebih sempurna menjadi molekul-molekul glukosa. Sementara itu molekul-molekul protein dicerna menjadi molekul-molekul asam amino, dan semua molekul lemak dicerna menjadi molekul gliserol dan asam lemak.
molekul-molekul lemak yang belum dicernakan serta zat-zat lain. Selama di usus halus, semua molekul pati dicernakan lebih sempurna menjadi molekul-molekul glukosa. Sementara itu molekul-molekul protein dicerna menjadi molekul-molekul asam amino, dan semua molekul lemak dicerna menjadi molekul gliserol dan asam lemak.
Pencernaan makanan
yang terjadi di usus halus lebih banyak bersifat kimiawi. Berbagai macam enzim
diperlukan untuk membantu proses pencernaan kimiawi ini. Hati, pankreas, dan
kelenjar-kelenjar yang terdapat di dalam dinding usus halus mampu menghasilkan
getah pencernaan.
Getah ini bercampur dengan kimus di dalam usus halus. Getah pencernaan yang berperan di usus halus ini berupa cairan empedu, getah pankreas, dan getah usus.
Getah ini bercampur dengan kimus di dalam usus halus. Getah pencernaan yang berperan di usus halus ini berupa cairan empedu, getah pankreas, dan getah usus.
a.Cairan Empedu
Cairan empedu
berwarna kuning kehijauan, 86% berupa air, dan tidak mengandung enzim. Akan
tetapi, mengandung mucin dan garam empedu yang berperan dalam pencernaan
makanan. Cairan empedu tersusun atas bahan-bahan berikut.
makanan. Cairan empedu tersusun atas bahan-bahan berikut.
1) Air, berguna
sebagai pelarut utama.
2) Mucin, berguna
untuk membasahi dan melicinkan duodenum agar tidak terjadi iritasi pada dinding
usus.
3) Garam empedu, mengandung natrium karbonat yang mengakibatkan empedu bersifat alkali. Garam empedu juga berfungsi menurunkan tegangan permukaan lemak
dan air (mengemulsikan lemak).
3) Garam empedu, mengandung natrium karbonat yang mengakibatkan empedu bersifat alkali. Garam empedu juga berfungsi menurunkan tegangan permukaan lemak
dan air (mengemulsikan lemak).
Cairan ini
dihasilkan oleh hati. Perhatikan Gambar 6.9. Hati merupakan kelenjar pencernaan
terbesar dalam tubuh yang beratnya ± 2 kg. Dalam sistem pencernaan, hati
berfungsi sebagai pembentuk empedu, tempat penimbunan zat-zat makanan dari darah dan penyerapan unsur besi dari darah yang telah rusak. Selain itu, hati juga berfungsi
membentuk darah pada janin atau pada keadaan darurat, pembentukan fibrinogen dan heparin untuk disalurkan keperedaran darah serta pengaturan suhu tubuh.
berfungsi sebagai pembentuk empedu, tempat penimbunan zat-zat makanan dari darah dan penyerapan unsur besi dari darah yang telah rusak. Selain itu, hati juga berfungsi
membentuk darah pada janin atau pada keadaan darurat, pembentukan fibrinogen dan heparin untuk disalurkan keperedaran darah serta pengaturan suhu tubuh.
Empedu mengalir
dari hati melalui saluran empedu dan masuk ke usus halus. Dalam proses
pencernaan ini, empedu berperan dalam proses pencernaan lemak, yaitu sebelum
lemak dicernakan, lemak harus bereaksi dengan empedu terlebih dahulu. Selain itu, cairan empedu berfungsi menetralkan asam klorida dalam kimus, menghentikan aktivitas pepsin pada protein, dan merangsang gerak peristaltik usus.
lemak dicernakan, lemak harus bereaksi dengan empedu terlebih dahulu. Selain itu, cairan empedu berfungsi menetralkan asam klorida dalam kimus, menghentikan aktivitas pepsin pada protein, dan merangsang gerak peristaltik usus.
b. Getah Pankreas
Getah pankreas
dihasilkan di dalam organ pankreas. Pankreas ini berperan sebagai kelenjar
eksokrin yang menghasilkan getah pankreas ke dalam saluran pencernaan dan
sebagai kelenjar endokrin yang menghasilkan hormon insulin. Hormon ini
dikeluarkan oleh sel-sel berbentuk pulau-pulau yang disebut pulau-pulau
langerhans. Insulin ini berfungsi menjaga gula darah agar tetap normal dan
mencegah diabetes melitus.
Getah pankreas ini
dari pankreas mengalir melalui saluran pankreas masuk ke usus halus. Dalam
pankreas terdapat tiga macam enzim, yaitu lipase yang membantu dalam pemecahan
lemak, tripsin membantu dalam pemecahan pro-tein, dan amilase membantu dalam
pemecahan pati.
c. Getah Usus
Pada dinding usus
halus banyak terdapat kelenjar yang mampu menghasilkan getah usus. Getah usus
mengandung enzim-enzim seperti berikut.
1) Sukrase,
berfungsi membantu mempercepat proses pe- mecahan sukrosa menjadi glukosa dan
fruktosa.
2) Maltase,
berfungsi membantu mempercepat proses pemecahan maltosa menjadi dua molekul
glukosa.
3) Laktase, berfungsi membantu mempercepat proses pemecahan laktosa menjadi glukosa dan galaktosa.
4) Enzim peptidase, berfungsi membantu mempercepat proses pemecahan peptida menjadi asam amino.
3) Laktase, berfungsi membantu mempercepat proses pemecahan laktosa menjadi glukosa dan galaktosa.
4) Enzim peptidase, berfungsi membantu mempercepat proses pemecahan peptida menjadi asam amino.
Monosakarida, asam
amino, asam lemak, dan gliserolhasil pencernaan terakhir di usus halus mulai
diabsorpsi atau diserap melalui dinding usus halus terutama di bagian jejunum
dan ileum. Selain itu vitamin dan mineral jugadiserap. Vitamin-vitamin yang
larut dalam lemak,
penyerapannya bersama dengan pelarutnya, sedangkan vitamin yang larut dalam air penyerapannya dilakukan oleh jonjot usus.
penyerapannya bersama dengan pelarutnya, sedangkan vitamin yang larut dalam air penyerapannya dilakukan oleh jonjot usus.
Penyerapan mineral
sangat beragam berkaitan dengan sifat kimia tiap-tiap mineral dan perbedaan
struktur bagian-bagian usus. Sepanjang usus halus sangat efisien dalam
penyerapan Na+, tetapi tidak untuk Cl–, HCO3
penyerapan Na+, tetapi tidak untuk Cl–, HCO3
–, dan ion-ion
bivalen. Ion K+ penyerapannya terbatas di jejunum.
Penyerapan Fe++ terjadi di duodenum dan jejunum. Proses penyerapan di usus halus ini dilakukan oleh villi (jonjot-jonjot usus). Di dalam villi ini terdapat pembuluh darah,
pembuluh kil (limfa), dan sel goblet. Di sini asam amino dan glukosa diserap dan diangkut oleh darah menuju hati melalui sistem vena porta hepatikus, sedangkan asam lemak
bereaksi terlebih dahulu dengan garam empedu membentuk emulsi lemak. Emulsi lemak bersama gliserol diserap ke dalam villi. Selanjutnya di dalam villi, asam lemak dilepaskan,
kemudian asam lemak mengikat gliserin dan membentuk lemak kembali. Lemak yang terbentuk masuk ke tengah villi, yaitu ke dalam pembuluh kil (limfa).
Penyerapan Fe++ terjadi di duodenum dan jejunum. Proses penyerapan di usus halus ini dilakukan oleh villi (jonjot-jonjot usus). Di dalam villi ini terdapat pembuluh darah,
pembuluh kil (limfa), dan sel goblet. Di sini asam amino dan glukosa diserap dan diangkut oleh darah menuju hati melalui sistem vena porta hepatikus, sedangkan asam lemak
bereaksi terlebih dahulu dengan garam empedu membentuk emulsi lemak. Emulsi lemak bersama gliserol diserap ke dalam villi. Selanjutnya di dalam villi, asam lemak dilepaskan,
kemudian asam lemak mengikat gliserin dan membentuk lemak kembali. Lemak yang terbentuk masuk ke tengah villi, yaitu ke dalam pembuluh kil (limfa).
Melalui pembuluh
kil, emulsi lemak menuju vena sedangkan garam empedu masuk ke dalam darah
menuju hati dan dibentuk lagi menjadi empedu. Bahan-bahan yang tidak dapat diserap
di usus halus akan didorong menuju usus besar (kolon).
5. Usus besar
Usus besar atau
kolon memiliki panjang ± 1 meter dan terdiri atas kolon ascendens, kolon
transversum, dan kolon descendens. Di antara intestinum tenue (usus halus) dan
intestinum
crassum (usus besar) terdapat sekum (usus buntu). Pada ujung sekum terdapat tonjolan kecil yang disebut appendiks (umbai cacing) yang berisi massa sel darah putih yang berperan dalam imunitas. zat-zat makanan di dalam usus besar ini didorong ke bagian belakang dengan gerakan peristaltik. Zat-zat sisa ini masih mengandung banyak air dan garam mineral yang diperlukan oleh tubuh. Air dan garam mineral kemudian diabsorpsi kembali oleh dinding kolon, yaitu
kolon ascendens. Zat-zat sisa berada dalam usus besar selama 1 sampai 4 hari. Pada saat itu terjadi proses pembusukan terhadap zat-zat sisa dengan dibantu bakteri Escherichia coli, yang mampu membentuk vitamin K dan B12. Selanjutnya dengan gerakan peristaltik, zat-zat sisa ini terdorong sedikit demi sedikit ke saluran akhir dari pencernaan yaitu rektum dan
akhirnya keluar dengan proses defekasi melewati anus.Defekasi diawali dengan terjadinya penggelembungan bagian rektum akibat suatu rangsang yang disebut refleks gastrokolik. Kemudian akibat adanya aktivitas kontraksi rektum dan otot sfinkter yang berhubungan mengakibatkan terjadinya defekasi. Di dalam usus besar ini semua proses pencernaan telah selesai dengan sempurna.
crassum (usus besar) terdapat sekum (usus buntu). Pada ujung sekum terdapat tonjolan kecil yang disebut appendiks (umbai cacing) yang berisi massa sel darah putih yang berperan dalam imunitas. zat-zat makanan di dalam usus besar ini didorong ke bagian belakang dengan gerakan peristaltik. Zat-zat sisa ini masih mengandung banyak air dan garam mineral yang diperlukan oleh tubuh. Air dan garam mineral kemudian diabsorpsi kembali oleh dinding kolon, yaitu
kolon ascendens. Zat-zat sisa berada dalam usus besar selama 1 sampai 4 hari. Pada saat itu terjadi proses pembusukan terhadap zat-zat sisa dengan dibantu bakteri Escherichia coli, yang mampu membentuk vitamin K dan B12. Selanjutnya dengan gerakan peristaltik, zat-zat sisa ini terdorong sedikit demi sedikit ke saluran akhir dari pencernaan yaitu rektum dan
akhirnya keluar dengan proses defekasi melewati anus.Defekasi diawali dengan terjadinya penggelembungan bagian rektum akibat suatu rangsang yang disebut refleks gastrokolik. Kemudian akibat adanya aktivitas kontraksi rektum dan otot sfinkter yang berhubungan mengakibatkan terjadinya defekasi. Di dalam usus besar ini semua proses pencernaan telah selesai dengan sempurna.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar