MEMAHAMI REMAJA DAN PERTUMBUHANNYA
A. Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan
Pertumbuhan dan perkembangan merupakan dua proses yang dialami oleh remaja
secara kontinue. pertumbuhan dan perkembangan adalah proses yang saling
berhubungan tak bisa dilepaskan dari kehidupan remaja.Pertumbuhan merupakan
proses yang berkaitan dengan dengan perubahan kuantitatf yang mengacu pada
jumlah besar serta luas yang bersifat konkret yang biasanya menyangkut ukuran
dan struktur biologis. Pertumbuhan adalah proses perubahan dari segi fisik yang
berlangsung normal dalam perjalanan wakt tertentu. Dalam setiap pertumbuhan
bagian – bagian tubuh memiliki tempo kecepatan yang berbeda – beda. Misalnya
pertumbuhan alama kelamin pria, pada masa anak-anak alat kelamin tumbuh lambat
namun setelah pubertas mengalami percepatan. Sebaliknya pertumbuhan susunan
saraf pusat mengalami percepatan saat masa anak-anak namun setelah masa
pubertas relatig lambat bahkan terhenti.
1. Faktor – Faktor yang mempengaruhi Pertumbuhan yang kurang normal pada
organisme
- Faktor – faktor yang terjadi sebelum lahir. Misalnya Pada saat masa kehamilan seorang ibu dan janin mengalami kekurangan nutrisi , Kercaunan, TBC dan sebagainya
- Faktor ketika lahir. Salah satunya yaitu pendarahan pada otak bayi intracranial haemorage disebabkan oleh tekanan dinding rahim sewaktu ia dilahirkan dan oleh efek susunan saraf pusat, karena proses kelahiran bayi dilakukakan dengan bantuan tangver-lossing
- Faktor yang dialami bayi setelah lahir antara lain oleh karena pengalaman traumatik pada kepala, kepala bagian dalam terluka karena kepala bayi / Janin terpukul , atau mengalami serangan sinar matahari dan sebagainyayayasan perawatan bayi dan lain-lain
- Faktor Psikologis antara lain oleh karena bayi ditinggalkan bibu, ayah atau kedua orang tuanya . Sebab lain ialah anak dititipkan pada suatu lembaga seperti rumah sakit, rumah yatim piatu sehingga mereka kurang sekali mendapatkan perwatan jasmaniah dan cinta kasih sayang orang tua. Anak – anak tersebut mengalami kehampaan psikis ( innatie psikis )
Spiker (1966) mengumukakan dua macam pengerian yang harus dihubungkan dengan
perkembangan yakni
1. Ortogenetik yang berhubungan dengan perkembangan sejak terbentuknya
indivdu yang baru dan seterusnya sampai dewasa
2.Filogenetik yakni perkembangan dari asal usul manusia sampai sekarang ini.
Perkembangan perubahan fungsi sepanjang masa hidupnya menyebabkan perubahan
tingkah laku dan perubahan ini juga tersedia sejak permulaan adanya manusia.
Jadi perkembangan Ortogenetik mengarah ke suatu tujuan khusus sejalan dengan
perkembangan evolusi yang mengarah kepada kesempurnaaan manusia.
B. Hukum – Hukum Pertumbuhan dan Perkembangan
1. Hukum Cephalocoudal
Hukum ini berlaku pada pertumbuhan fisik yang menyatakan bahwa pertumbuhan
fisik dimulai dari kepala ke arah kaki. Bagian-bagian pada kepala tumbuh lebih
dahulu daripada bagian-bagian lain. Hal ini sudah terlihat pada pertumbuhan
pranatal, yaitu pada janin. Seorang bayi yang baru dilahirkan mempunyai
bagian-bagian dan alat-alat pada kepala yang lebih “matang” daripada
bagian-bagian tubuh lainnya. Bayi bisa menggunakan mulut dan matanya lebih
cepat daripada anggota badan lainnya. Baik pada masa perkembangan pranatal,
neonatal, rnaupun anak-anak, proporsi bagian kepala dengan rangka batang
tubuhnya mula-mula kecil dan makin lama perbandingan ini makin besar.
2. Hukum Proximodistal
Hukum Proximodistal adalah hukum yang berlaku pada pertumbuhan fisik, dan
menurut hukum ini pertumbuhan fisik berpusat pada sumbu dan mengarah ke tepi.
Alat-alat tubuh yang terdapat di pusat, seperti jantung, hati, dan alat-alat
pencernaan lebih dahulu berfungsi daripada anggota tubuh yang ada di tepi. Hal
ini tentu saja karena alat-alat tubuh yang terdapat pada daerah pusat itu lebih
vital daripada misalnya anggota gerak seperti tangan dan kaki. Anak masih bisa
melangsungkan kehidupannya bila terjadi kelainan-kelainan pada anggota gerak,
akan tetapi bila terjadi kelainan sedikit saja pada jantung atau ginjal bisa
berakibat fatal.
3. Perkembangan Terjadi dari Umum ke Khusus
Pada setiap aspek terjadi proses perkembangan yang dimulai dari hal-hal yang
umum, kemudian secara sedikit demi sedikit meningkat ke hal-hal yang khusus.
Terjadi proses diferensiasi seperti dikemukakan oleh Werner. Anak lebih dahulu
mampu menggerakkan lengan atas, lengan bawah, tepuk tangan terlebih dahulu
daripada menggerakkan jari-jari tangannya.
4. Perkembangan Berlangsung dalam Tahapan-Tahapan
Perkembangan
Dalam perkembangan terjadi penahapan yang terbagi-bagi ke dalam masa-masa
perkembangan. Pada setiap masa perkembangan terdapat ciri-ciri perkembangan
yang berbeda antara ciri-ciri yang ada pada suatu masa perkembangan dengan
ciri-ciri yang ada pada masa perkembangan yang lain.
Ada aspek-aspek tertentu yang tidak berkembang dan tidak meningkat lagi,
yang hal ini disebut fiksasi. Aspek intelek pada anak-anak tertentu yang memang
secara konstitusional terbatas, pada suatu saat akan relatif berhenti, tidak
bisa atau sulit berkembang dan dikembangkan.
Contoh penahapan dalam perkembangan manusia itu antara lain meliputi: masa
pra-lahir, masa jabang bayi (0 – 2 minggu), masa bayi (2 minggu – 1 tahun),
masa anak pra-sekolah (1 – 5 tahun), masa sekolah (6 – 12 tahun), masa remaja
(13 – 21 tahun), masa dewasa (21 – 65 tahun), dan masa tua (65 tahun ke atas).
5. Hukum Tempo dan Ritme Perkembangan
Tahapan perkembangan berlangsung secara berurutan, terus-menerus dan dalam
tempo perkembangan yang relatif tetap serta bisa berlaku umum. Justru
perbedaan-perbedaan waktu, yaitu cepat-lambatnya sesuatu penahapan perkembangan
terjadi, atau sesuatu masa perkembangan dijalani, menampilkan adanya
perbedaan-perbedaan individu.
Dalam praktek sering terlihat dua hal sebagai petunjuk keterlambatan pada
keseluruhan perkembangan mental, yakni:
a) Jika perkembangan kemampuan fisiknya untuk berjalan jauh tertinggal dari
patokan umum, tanpa ada sebab khusus pada fungsionalitas fisiknya yang
terganggu.
b) Jika perkembangan kemampuan berbicara sangat terlambat dibandingkan dengan
anak-anak lain pada masa perkembangan yang sama. Seorang anak yang pada umur
empat tahun misalnya masih mengalami kesulitan dalam berbicara,
mengemukakansesuatu dan terbatas perbendaharaan kata, mudah diramalkan anak itu
akan mengalami kelambatan pada seluruh aspek perkembangannya.
Remaja: Karakteristik Pertumbuhan dan Perkembangannya
Remaja itu sulit didefinisikan secara mutlak. Oleh karena itu, dicoba untuk
memahami remaja menurut berbagai sudut pandangan, antara lain menurut hukum,
perkembangan fisik, WHO, sosial psikologi, dan pengertian remaja menurut
pandangan masyarakat Indonesia.
1. Remaja Menurut Hukum
Dalam hubungan dengan hukum, tampaknya hanya undang-undang perkawinan saja
yang mengenal konsep “remaja” walaupun tidak secara terbuka. Usia minimal untuk
suatu perkawinan menurut undang-undang disebutkan 16 tahun untuk wanita dan 19
tahun untuk pria (Pasal 7 Undang-Undang No.1/1974 tentang Perkawinan).
2. Remaja Ditinjau dari Sudut Perkembangan Fisik
Dalam ilmu kedokteran dan ilmu-ilmu lain yang terkait, remaja dikenal
sebagai suatu tahap perkembangan fisik dimana alat-alat kelamin manusia
mencapai kematangannya. Masa pematangan fisik ini berjalan kurang lebih 2 tahun
dan biasanya dihitung mulai menstruasi (haid) pertama pada anak wanita atau
sejak anak pria mengalami mimpi basah (mengeluarkan air mani pada waktu tidur)
yang pertama kali. Khusus berkaitan dengan kematangan seksual merangsang remaja
untuk memperoleh kepuasan seksual. Hal ini dapat menimbulkan gejala onani atau
masturbasi. Kartini Kartono (1990: 217) memandang gejala onani ini sebagai
tindakan remaja yang negatif, karena gejala ini merupakan usaha untuk
mendapatkan kepuasan seksual yang semu (penodaan diri).
3. Batasan Remaja Menurut WHO
Remaja adalah suatu masa pertumbuhan dan perkembangan dimana:
1) Individu berkembang dari saat pertama kali ia menunjukkan tanda-tanda
seksual sekundernya sampai saat ia mencapai kematangan seksual.
2) Individu mengalami perkembangan psikologi dan pola identifikasi dari
kanak-kanak menjadi dewasa.
3) Terjadi peralihan dari ketergantungan sosial-ekonomi yang penuh kepada
keadaan yang relatif lebih mandiri (Muangman, yang dikutip
oleh Sarlito, 1991: 9)
4. Remaja Ditinjau dari Faktor Sosial Psikologis
Salah satu ciri remaja di samping tanda-tanda seksualnya adalah:
“Perkembangan psikologis dan pada identifikasi dari kanak-kanak menjadi
dewasa”. Puncak perkembangan jiwa itu ditandai dengan adanya proses perubahan
dari kondisi “entropy” ke kondisi “negen-tropy” (Sarlito,
1991: 11).
Entropy adalah keadaan dimana kesadaran manusia masih belum
tersusun rapi. Walaupun isinya sudah banyak (pengetahuan, perasaan, dan
sebagainya), namun isi-isi tersebut belum saling terkait dengan baik, sehingga
belum bisa berfungsi secara maksimal. Isi kesadaran masih saling bertentangan,
saling tidak berhubungan sehingga mengurangi kerjanya dan menimbulkan
pengalaman yang kurang menyenangkan buat orang yang bersangkutan.
Negentropy adalah keadaan dimana isi kesadaran tersusun
dengan baik, pengetahuan yang satu terkait dengan perasaan atau sikap. Orang
dalam keadaan negentropy ini merasa dirinya sebagai kesatuan yang utuh dan bisa
bertindak dengan tujuan yang jelas, ia tidak perlu dibimbing lagi untuk bisa
mempunyai tanggung jawab dan semangat kerja yang tinggi.
5. Definisi Remaja untuk Masyarakat Indonesia
Menurut Sarlito (1991), tidak ada profil remaja Indonesia
yang seragam dan berlaku secara nasional. Masalahnya adalah karena Indonesia
terdiri dari berbagai macam suku, adat dan tingkatan sosial-ekonomi, maupun
pendidikan. Sebagai pedoman umum untuk remaja Indonesia dapat digunakan batasan
usia 11 – 24 tahun dan belum menikah. Pertimbangan-pertimbangannya adalah
sebagai berikut:
- Usia 11 tahun adalah usia dimana pada umumnya tanda-tanda seksual sekunder mulai tampak (kriteria fisik).
- Di banyak masyarakat Indonesia, usia 11 tahun sudah dianggap akil balik, baik menurut adat maupun agama, sehingga masyarakat tidak lagi mempermalukan mereka sebagai anak-anak (kriteria sosial).
- Pada usia tersebut mulai ada tanda-tanda penyempurnaan perkembangan jiwa seperti tercapainya identitas diri, tercapainya fase genital dari perkembangan kognitif maupun moral.
- Batas usia 24 tahun merupakan batas maksimal, yaitu untuk memberi peluang bagi mereka yang sampai batas usia tersebut masih menggantungkan diri pada orang lain, belum mempunyai hak-hak penuh sebagai orang dewasa (secara tradisi).
- Status perkawinan sangat menentukan, karena arti perkawinan masih sangat penting di masyarakat Indonesia secara menyeluruh. Seorang yang sudah menikah pada usia berapa pun dianggap dan diperlakukan sebagai orang dewasa penuh, baik secara hukum maupun dalam kehidupan masyarakat dan keluarga.
WHO menetapkan batas usia 19-20 tahun sebagai batasan usia remaja. WHO
menyatakan walaupun definisi di atas terutama didasarkan pada usia kesuburan
wanita, batasan tersebut berlaku juga untuk remaja pria, dan WHO membagi kurun
usia dalam 2 bagian yaitu remaja awal 10-14 tahun dan remaja akhir 15-20 tahun.
PBB sendiri menetapkan usia 15-24 tahun sebagai usia pemuda (youth) dalam
rangka keputusan mereka untuk menetapkan tahun 1985 sebagai Tahun Pemuda
Internasional.
Seorang remaja berada pada batas peralihan kehidupan anak dan dewasa. Tubuhnya
kelihatan sudah “dewasa”, akan tetapi bila diperlakukan seperti orang dewasa ia
gagal menunjukkan kedewasaannya. Pada remaja sering terlihat adanya:
- Kegelisahan: Keadaan yang tidak tenang menguasai diri si remaja. Mereka mempunyai banyak macam keinginan yang tidak selalu dapat dipenuhi.
- Pertentangan: Pada umumnya timbul perselisihan dan pertentangan pendapat dan pandangan antara si remaja dan orang tua. Selanjutnya pertentangan ini menyebabkan timbulnya keinginan remaja yang hebat untuk melepaskan diri dari orang tua.
- Berkeinginan besar untuk mencoba segala hal yang belum diketahuinya. Mereka ingin mencoba apa yang dilakukan oleh orang dewasa. Malapetaka akan dialaminya sebagai akibat penyaluran yang tidak ada manfaatnya.
- Keinginan menjelajah ke alam sekitar yang lebih luas, misalnya melibatkan diri dalam kegiatan-kegiatan pramuka, kelompok atau himpunan pecinta alam, dan sebagainya.
- Mengkhayal dan berfantasi: Khayalan dan fantasi remaja banyak berkisar mengenai prestasi dan tangga karier.
- Aktivitas berkelompok: Kebanyakan remaja-remaja menemukan jalan keluar dari kesulitan-kesulitannya dengan berkumpul-kumpul melakukan kegiatan bersama, mengadakan penjelajahan secara berkelompok.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar